Kamis, 07 September 2017

Apakah Hidup Ini Mudah?

Saat ini, kita hidup di era globalisasi yang tantangannya pun juga luas, teknologi semakin hebat, dan orang-orang semakin bergerak cepat.
Setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Karena pola pikir seseorang itu kebanyakan dibentuk oleh kejadian di masa lalu. Untuk mengggapai masa depan, apalagi masa depan yang cerah, tentunya kita tidak bisa berkiblat pada masa lalu kita. Di sini saya tidak menyalahkan seseorang yang teringat dengan masa lalunya. Saya hanya menyampaikan bahwa banyak orang yang justru melihat masa lalu, kemudian mereka gagal move on. Padahal yang ingin dikejar oleh mereka adalah masa depan yang cerah. Banyak orang yang terlena dengan masa lalu yang menurut mereka itu indah, sehingga mereka tersendat untuk melangkah. Seorang motivator yang bernama Mario Teguh pernah berkata :

“ Berdamailah dengan masa lalumu, walaupun masa lalumu itu indah. Karena orang yang tidak bisa berdamai dengan masa lalu, bukanlah pemilik masa depan. Dan seburuk apapun masa lalu kita, pahamilah bahwa kita masih memiliki masa depan yang suci dan cemerlang.”
Sebagai manusia yang dikaruniakan akal dan nafsu oleh Allah, tentunya kita harus menggunakan dan mensinergikan keduanya untuk kebaikan. Bermula kebaikan untuk diri kita dan keluarga kita, lalu menyebar pada kebaikan masyarakat.
Untuk meraih masa depan itu umpama kita berlayar menggunakan kapal di lautan lepas. Yang namanya masa depan itu adalah pulau yang harus ditempuh melewati lautan luas dan penuh dengan ombak yang ganas. Sedangkan diri kita adalah kapten bagi kapal kita sendiri. Untuk itulah kita harus berusaha agar kapal kita tidak hancur dan tidak karam. Oleh karena itu, kita harus memiliki tujuan hidup yang jelas, prinsip hidup yang mantap, dan karakter yang baik. Karena lautan luas dengan ombak yang ganas itu tidak akan bisa dilampaui oleh orang-orang yang cengeng dan lemah mentalnya.
Banyak orang ingin sukses dan meraih cita-cita secara instant, mendapat harta dengan cara apa saja, dan tidak bisa lagi membedakan antara baik dan buruk. Tapi, yang paling penting adalah apa yang diinginkan didapatnya demi untuk kepuasan dan keserakahan diri, untuk keluarga , teman, masyarakat ataupun untuk siapa saja, maka tidak heran bila akhir-akhir ini banyak orang yang terkena masalah suap, pencucian uang, korupsi, kolusi, dan perbuatan tercela lainnya yang ujungnya harus masuk jeruji penjara.  
Sangat disayangkan orang-orang yang berpendidikan, pandai, cerdas dan banyak akal tersebut menggunakan kemampuannya untuk hal-hal yang tidak bermoral, negatif, merugikan orang lain dan tidak berkah karena tidak sesuai dengan hati nurani serta  kebenaran yang hakiki. Untuk itulah  perlu adanya pembimbing tentang cara-cara yang efektif dan jalan berkah dalam rangka menggapai cita-cita dan kesuksesan untuk kehidupan kini, masa depan maupun kehidupan setelah kehidupan ini.
          Perjuangan hidup yang panjang, berliku dan naik turun yang didasari dengan keberanian untuk keluar dari comfort zone dan memasuki daerah danger zone dengan menjelajahi pahit getirnya kehidupan untuk bisa menjadi STAR yang cemerlang yang mendukung kesuksesan dalam setiap profesi yang dijalani. Kami percaya, Tuhan memang memberikan makan kepada semua makhuk hidup, termasuk kepada burung, namun tidak melemparkannya ke dalam sarang, Burung tersebut harus ke luar dari sarang, berjuang untuk mendapatkan makanan untuk dirinya dan anak-anaknya. Namun, burung yakin bahwa rezekinya sudah dijamin oleh Allah.
Dari Umar bin Al Khatthab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”  (HR. Ahmad (1/30), Tirmidzi no. 2344, Ibnu Majah no. 4164, dan Ibnu Hibban no. 402.)       
Oleh karena itu, maju terus dalam menggapai cita-cita mulia, tetaplah berhati-hati dalam setiap langkah yang diambil, gunakan early warning system agar tidak tergelincir pada pencapaian keberhasilan dengan menghalalkan segala cara yang akhirnya berdampak buruk pada diri keluarga dan masyarakat pada umumnya. Tindakan nyata untuk senantiasa do the best melakukan yang terbaik akan berujung pada menjadi yang terbaik be the best pada profesi yang dijalani. Untuk itu perlu menggunakan secara optimal semua kemampuan intektual, emosional, dan juga spiritual yang ada dalam diri untuk menggapai kesuksesan, kebahagiaan, kecemerlangan dan kemuliaan hidup, serta akan digunakan untuk apa hasil  kesuksesan tsb, apakah untuk kebaikan atau sebaliknya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar